Selasa, 09 April 2013

Anak Jatuh Jangan Anggap Enteng



Anak Jatuh Jangan Anggap Enteng

Banyak orang yang mengatakan tidak mengapa jika anak-anak sering terjatuh, karena mereka bisa cepat sembuh. Bahkan jika mengalami patah tulang pun, penyembuhannya jauh lebih cepat jika dibandingkan orang dewasa. Benarkah demikian?

Cepatnya proses penyembuhan patah tulang pada anak-anak diakui Ahli Rehabilitasi Medis dr Melly M SpRM. Penyambungan patah tulang pada anak-anak menurutnya memang lebih baik daripada orang dewasa, karena lapisan pembungkus tulangnya masih tebal,  sehingga bekas patahan tulang lebih mudah menyambung.

Namun, tulang anak belum sekokoh tulang orang dewasa. Karenanya, bunda perlu waspada jika buah hati tercinta terjatuh dan mengalami patah tulang. Apalagi, tidak semua kasus patah tulang bisa terlihat dari luar. Biasanya tulang yang patah baru bisa diketahui jika kondisinya sudah parah atau patahannya menembus kulit.

‘’Untuk itu, diperlukan foto rontgen untuk mengetahui apakah ada tulang yang patah atau tidak. Bisa saja dari luar cuma terlihat bengkak dan merah, padahal di dalamnya ada tulang yang patah,’’ tutur Melly.

Diakuinya, patah tulang pada anak baik di kaki maupun tangan akan menyambung  dengan sendirinya. Namun kita tidak pernah tahu apakah penyambungan tersebut tepat pada patahan, atau malah terjadi pergeseran yang bisa menyebabkan kaki atau tangan mengalami pemendekan.

Kondisi ini menurut Melly pernah dialami salah seorang pasiennya yang masih berusia 12 tahun. Semula orangtua si pasien hanya membawa ke pengobatan alternatif, dan si anak terlihat sembuh. Namun ketika masih tersisa bengkak dan si anak terlihat mengalami kesulitan dalam berjalan, baru dibawa untuk terapi.

‘’Saya langsung suruh ibunya untuk me-rontgen, karena saya curiga ada yang patah di kaki anak tersebut. Ternyata memang benar, patahan tersebut sudah menyambung sempurna, tapi tidak pada ruas yang semestinya. Akibatnya, kaki si anak lebih pendek beberapa milimeter dari kaki yang tidak patah,’’ lanjut Melly.

Mengingat sulitnya melakukan operasi terhadap kaki yang menyambung tersebut, Melly hanya menyarankan si anak memakai sepatu atau sandal yang lebih tebal di kakinya yang patah. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar si anak tetap bisa berjalan normal seperti biasa.

Bukan tanpa alasan Melly menyarankan si anak agar tetap bisa berjalan normal. Sebab menurutnya, jika si anak tetap berjalan dengan timpang, dikhawatirkan hal tersebut bisa memicul terjadinya sciliosis atau kelainan yang menyebabkan tulang punggung berputar. Terlebih jika kasus ini dialami oleh anak-anak perempuan yang lebih rentan mengalami sciliosis.

Dampak lainnya adalah rasa minder yang sangat mungkin dialami si anak, karena kondisi tubuhnya yang tiba-tiba berubah dari biasanya. Sekecil apapun perubahan pada tubuh buah hati kita,  bunda sebaiknya selalu waspada. Ketahui penyebab adanya kelainan tersebut, jika tidak bisa memastikan sebaiknya mencari bantuan ahli yang lebih mengetahui dan bisa mencari solusi terbaik.

Terkait kebiasaan menyerahkan kasus kelainan tulang kepada tukang urut, Melly mengaku sama sekali tidak menyarankan. Sebab dikhawatirkan hal tersebut bisa makin memperparah kondisi si anak. Sebab, bukan tidak mungkin jika tulang si anak yang tadinya cuma retak, menjadi patah benaran setelah diurut oleh orang yang salah. Atau, si anak yang tadinya cuma mengalami patah tulang, setelah diurut patahannya menjadi membentu sudut, sehingga lebih sulit untuk diperbaiki.

Bunda, jika buah hatinya jatuh sebaiknya jangan abai dengan adanya kemungkinan terburuk. Lebih baik waspada daripada terlambat memberi pertolongan terbaik bukan? (tie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar